Through The Lens: Christian Lucas Benedict
Cek gimana style photography-nya yang minimalist dan clean buat fashion editorial.
Through The Lens adalah rubrik khusus yang menghighlight para fotografer dari berbagai macam style fotografi, mulai dari portrait, landscape, fine art, fashion, sampai dokumenter. Lewat Through The Lens, tiap fotografer yang kami hadirkan akan memberikan insight mengenai karya beserta approach menarik mereka dalam memotret.
Belum lengkap rasanya kalau bahas dunia fotografi di Bandung, tapi belum ngobrol sama Christian Lucas Benedict atau yang lebih akrab dipanggil Lucas. Berawal dari kecintaannya terhadap majalah-majalah skate semasa SMA, Lucas kemudian menemukan ketertarikannya pada product photography yang kemudian di-support oleh sang Ayah dengan dibelikan kamera Nikon D3100 sebagai modal awal nekunin bidang tersebut.
Meski sempet rehat sejenak dari dunia photography dan beralih jadi shopkeeper di salah distro di Bandung, banyaknya lookbook brand yang Ia lihat ngebuat Lucas kemudian nemuin turning point-nya buat seriusin bidang ini sebagai profesi sampe sekarang. Style photography-nya yang minimalist dan clean dengan dibalut tone yang deep dan contrast, berhasil bawa karya-karya Lucas muncul di beberapa lookbook brand dari Bandung maupun Indonesia, seperti Compass, Hijack Sandals, Nindito, Poison Forever, Lacrame, Polyfine, Footlocker, dan masih banyak lagi.
Buat Through The Lens kali ini, Hypebeast Indonesia berkesempatan buat ngobrol banyak sama Lucas Benedict, mulai dari awal mula ketertarikannya di bidang photography, fotografer yang lagi jadi inspirasi karyanya, sampe next achievement yang pengen didapetin.
HB: Hai Lucas, ceritain dong gimana awal mulanya terjun ke dunia photography?
Christian Lucas Benedict (Lucas): Awalnya, gue tuh hobby main skateboard waktu gue SMA, nah saat itu gue suka juga sama skateboard magazine yang di mana gue “ngeliat” banyak banget product dan skateboarder-nya. Hal tersebut yang bikin gue interest sama product photography. Dari situlah gue mulai pengen coba-coba buat ngulik apa yang gue kagumin dari majalah-majalah skate yang jadi racun gue buat nyemplung ke product photography-nya. Kebetulan, bokap gue ngedukung dengan belin gue sebuah kamera (Nikon D3100) yang jadi modal gue buat eksperimen di dunia photography. Dari kamera yang gue punya, gue manfaatin untuk explore lebih dalem lagi tuh waktu SMA. Semuanya berjalan gitu aja, tiba-tiba dan pingin aja, gitu.
HB: Moment apa atau pas project apa lo sadar bahwa photography adalah satu hal yang harus lo seriusin dan bahkan jadi profesi lo jalani sekarang?
Lucas: Sekitar 2014-an, gue di Bandung dan putus kuliah, terus gue sempet jadi shopkeeper di salah satu distro di Bandung, dan di situ gue ngeliat banyak lookbook dan gue mikir ”Apa gue dalemin lagi dunia ini, ya?.” Soalnya gue sempet ninggalin dunia photography waktu peralihan dari SMA ke kuliah. Lookbook itu yang bikin gue kepantik semangat but ngulik dan mulai lagi, dan gue mulai fokus mendalami fashion photography pada akhirnya. Saat itu juga, gak sengaja di hire sama salah satu Brand sepatu di Bandung untuk jadi photographer. Hal itu yang bikin gue harus seriusin dunia fashion photography.
HB: Portfolio lo banyak dalam dunia fashion editorial, apa yang bikin lo fokus ke field ini?
Lucas: Photography in tuh kan luas dan liar banget. Dari berbagai hal yang udah gue coba, akhirnya gue nemuin gimana caranya nge-tweak street photography dengan fashion editorial awalnya. Editorial-nya emang ngambil “jalanan” banget si sebenernya. Akhirnya, sampai sekarang itu yang ngebentuk gue di field ini.
HB: Gimana lo nge-develop style fotografi lo saat ini?
Lucas: Gue develop-nya learning by doing aja, mencoba beberapa hal experimental karena dunia photography ini sangat liar dan bias, gue cuma pengen explore every moment and every project yang akhirnya itu yang jadi patent-nya gue jadi kayak gini.
HB: Apa subject atau tema besaran yang lo enjoy buat eksplor belakangan ini?
Lucas: Buat subject atau tema besaran si Gue pengen explore something new yang experimental dan anti-mainstream, itu yang gue lagi enjoy-in saat ini. Jadi leluasa gue buat berekspresi dan aswell gue ngikutin apa yang client mau juga, cuma gue tetep bakalan nge-tweak gimana gue bisa lebih enjoy di Freestive-nya aja nanti di lapangan.
HB: Menurut lo apa yang bikin setiap karya lo, khususnya di fashion editorial, punya satu hal yang selalu baru atau ada titik pembedanya?
Lucas: Sebenernya gue buta warna parsial, gue tangkep apa yang mata gue liat dan itulah karya gue saat ini, gue lebih suka sesuatu yang clean, minimalist, dan straight to the point.
HB: Menurut lo apa yang bikin setiap karya lo, khususnya di fashion editorial, punya satu hal yang selalu baru atau ada titik pembedanya?
Lucas: Gue harus paham dulu tentang product tersebut, karena ngomongin fashion, berarti ngomongin product juga. Setiap product punya dimensi, tekstur, warna, dan variabel lainnya, disitulah gue combine apa yang client mau dan apa yang gue ingin sampein. Itu cara gue buat utilize-nya.
HB: Ada nggak fotografer lain yang lagi lo into? Someone yang menginspirasi lo buat berkarya.
Lucas: Wah banyak banget, mulai dari lokal same luar banyak banget yang jadi inspirasi gue. Tapi yang paling gue into sebenernya Platon, gue suka banget dan terinspirasi dari teknik dan cara dia ngambil gambar dan berkomunikasi dengan object. Nilai plus-nya, gue suka sama hasil karya Black and White-nya dia, heheh.
View this post on Instagram
HB: Apa yang mau lo achieve dalam beberapa tahun ke depan sebagai fotografer?
Lucas: Ada sih beberapa. yang udah kepikiran si gue pengen bikin project buku tentang potrait para pelaku brand karena gue pengen giving back to them yang di mana gue besar di dunia itu juga. terus Gue juga pengen bikin hal yang unig kayak mix media, sama Graffiti Artist, Musician, Artisan, dan mungkin masih banyak lagi. semoga tercapi yah. heheheh
“Photography in tuh kan luas dan liar banget. Dari berbagai hal yang udah gue coba, akhirnya gue nemuin gimana caranya nge-tweak street photography dengan fashion editorial awalnya. Editorial-nya emang ngambil “jalanan” banget si sebenernya. Akhirnya, sampai sekarang itu yang ngebentuk gue di field ini.“
“Sebenernya gue buta warna parsial, gue tangkep apa yang mata gue liat dan itulah karya gue saat ini, gue lebih suka sesuatu yang clean, minimalist, dan straight to the point.“
“Ada sih beberapa. yang udah kepikiran si gue pengen bikin project buku tentang potrait para pelaku brand karena gue pengen giving back to them yang di mana gue besar di dunia itu juga.“