Isha Hening Bicara Passion, Creative Process, dan Pengalaman Memorable-nya Selama Berkarir
Cek juga inspirasi serta pendapatnya tentang industri visual arts serta motion graphics di Indonesia.
Seni pertunjukan tidak hanya mementingkan siapa yang sedang berada di atas panggung, tetapi juga orang-orang di baliknya yang telah bekerja dari waktu ke waktu hingga dapat menyajikan satu show yang berkualitas. Peran di belakang layar inilah yang saat ini menjadi bagian penting dari hidup Isha Hening, seorang motion graphic artist dan Visual Jockey (VJ) yang telah memiliki perjalanan 15 tahun dalam dunia showbiz.
Baru-baru ini, Isha Hening telah sukses menciptakan visi misi visualnya dengan berkolaborasi bersama MKS Shoes, Jenahara, OPPO Gallery Plaza Indonesia dengan instalasi ‘Find the Light’, dan masih banyak lagi. Namun apa yang ia kerjakan di sana bisa dibilang menjadi bagian kecil dari kariernya yang telah ia bangun sejak masa kuliah. Pondasi karya yang terus ia pupuk dari waktu ke waktu menandakan bahwa hanya perlu waktu aja hingga nama Isha Hening menjadi semakin bersinar.
Hypebeast Indonesia berkesempatan untuk ngobrol dengan Isha Hening tentang bagaimana ia memulai berkarya di dunia visual, proses kreatifnya dalam menciptakan visual dari setiap project, dan rutinitasnya sehari-hari dari seorang Isha Hening.
HB: Hi Isha, apa kabar? boleh tahu nggak lo sekarang lagi sibuk apa?
Isha Hening (IH): Hai, kabar gue baik-baik saja, terima kasih. Nggak banyak sih, cuman lagi sibuk kerjaan aja dan sekarang gue lagi belajar beberapa software dan tools, bikin keyboard mekanik lagi mencoba mengejar kursus bahasa Latin.
HB: Boleh ceritain nggak background lo sedikit?
IH: Gue lahir dan besar di Jakarta sama pernah kuliah art school di Bandung. Gue mulai bekerja itu sejak remaja, jadi gue nggak berpikir kalau masa muda gue di luar pekerjaan itu sangat colorful. Jadi rasanya gue ketinggalan banyak, haha.
HB: Gimana sih awal mula lo belajar dan tahu visual arts serta motion graphics?
IH: Ayah gue seorang seniman, sebenarnya cukup banyak orang di keluarga gue yang seniman. Jadi seni telah menjadi bagian dari hidup gue sejak awal. Gue masuk DKV – FSRD ITB dan mengambil mata kuliah animasi di sana. Gue belajar motion graphics dan video editing sendiri, terus bekerja part time sebagai editor offline di kampus, lalu kerja di beberapa perusahaan produksi dan manajemen acara setelah lulus, nah dari situ mulailah orang-orang merhatiin karya gue.
HB: Boleh spill nggak memorable experience selama lo berkarir?
IH: Kayanya gue nggak bisa pilih satu. Gue mencintai sebagian besar project gue, bahkan yang buruk pun gue juga suka. Di setiap project selalu ada cerita menarik untuk diingat. Hal tentang pekerjaan gue adalah, meskipun nggak selalu menyenangkan, tapi juga nggak membosankan. Setiap project yang gue jalanin pasti punya kenangannya tersendiri.
“Gue mencintai sebagian besar project gue, bahkan yang buruk pun gue juga suka. Karena setiap project selalu ada cerita yang menarik untuk diingat.”
HB: Gimana sih creative process lo ketika memulai suatu project?
IH: Nggak ada yang istimewa sih jujur haha. Pagi-pagi gue buat kopi, buka komputer selama satu jam penuh, lalu mulai kerja, dan dari situ kadang gue mempresentasikan ide-ide gue kepada rekan kerja atau teman, untuk minta pendapat mereka.
HB: Pros and cons dari pekerjaan lo apa? Boleh diceritain sedikit?
IH: Positifnya adalah tim gue (mereka orang-orang yang luar biasa), mengasah ide, mencoba software baru, travelling untuk kerjaan, pada dasarnya kita dibayar untuk membuat hal-hal aneh, haha. Untuk dari sisi negatifnya adalah deadline yang tight, jam kerja yang panjang, dan industri ini juga bisa sangat keras serta terlalu menuntut kadang-kadang. Beberapa hal bisa merugikan banget jika gue nggak berhati-hati.
“Positif dari kerjaan gue adalah tim gue yang selalu mengasah ide, mencoba software baru, dan travelling untuk kerjaan. Negatifnya adalah deadline yang tight dan jam kerja yang panjang.”
HB: Menurut lu bagaimana perkembangan industri visual arts serta motion graphics di Indonesia dalam beberapa waktu mendatang?
IH: The thing is, I live under a rock, gue nggak tahu apa yang sedang dilakukan atau akan dilakukan orang lain. Bahkan gue pun nggak tahu apa yang akan gue lakuin dua jam dari sekarang. Gue nggak ingin meramalkan apa yang akan terjadi dengan industri ini dalam beberapa tahun ke depan. Gue hanya berusaha untuk bertahan aja.
HB: Lo dapet inspirasi untuk desain-desain lo darimana? Mungkin boleh diceritain sedikit?
IH: Mengkhayal, pemandangan alam, buku-buku yang gue baca, dan benda-benda yang biasa gue temuin sehari-hari.
HB: Gimana sih day-to-day routine untuk Isha Hening?
IH: Gue menjalani hidup yang cukup tenang dan membosankan. Gue bangun kapanpun gue mau, biasanya jam 10 atau 11 pagi, buat kopi, keliling rumah melakukan pekerjaan rumah tangga yang random, kadang-kadang gue masak untuk makan siang, kadang-kadang nggak makan siang. Gue suka mandi lama, terus meeting dan sejenisnya, di hari yang nyantai, gue suka membuat keyboard mekanik pas sore hari, dan setelah jam 6 sore, gue mulai bekerja sampai sekitar jam 12 malam. Setelah itu, gue membaca atau nonton serial TV sampe jam 2-3 pagi, kadang-kadang gue mandi lagi, dan kemudian gue tidur.
HB: Boleh ceritain nggak project lo sama OPPO ‘Find The Light’ dari segi proses pembuatannya dan message yang ingin disampaikan?
IH: Untuk project OPPO, ‘Find The Light’ aku dan teamku mengerjakannya berdasarkan foto-foto serta video dari mas Muhammad Fadli dan tim Artnivora yang melakukan survey lalu pemotretan ke pulau Menjangan. Kemudian kami membuat karakter dan latar belakang 3D yang digabungkan dengan visual mapping dan interactivity yang juga kami buat di OPPO Gallery. Jujur, karya-karya bersama OPPO adalah salah satu karya kolaborasi bersama brand yang paling aku suka, baik dari segi proses maupun hasilnya. Karena tema-temanya selalu menarik dan OPPO selalu memberikan ruang buatku untuk bereksplorasi.
HB: Selanjutnya, project-project apa aja yang akan dibuat oleh lo tahun ini? Boleh di-spill?
IH: Yes, tapi gue nggak bisa kasih tahu dulu tentang apa pun haha. Maaf, gue jarang bicara tentang project-project kedepan gue. Gue suka ke-pressure sedikit setiap kali ngasih tahu orang lain tentang rencana gue. Gue takutnya malah men-jinx apapun yang didepan, haha.