Fu House: Bali's Modern Thai, Ancient Recipes Restaurant

Cek interview kami bareng Tai Buddha dan Adam McAsey dari Fu House di sini.

Kuliner
18.0K

Bulan Juni 2024 ini, Bali baru aja kedatangan Asian restaurant terbaru yang terinspirasi langsung dari keanekaragaman kuliner di Thailand. Berada di bawah Project : Black, restoran tersebut bernama Fu House yang digarap langsung sama dua pemain lama hospitality di Bali, Tai Buddha dan Adam McAsey

Gabungin tradisi dan inovasi dari Thai-inspired concept, Fu House bakal nampilin berbagai menu yang fokus pada smoke, wood-fire grilling, dan fermentasi dengan ancient cooking techniques serta flavour profiles yang menggunakan bahan lokal terbaik. 

Kitchen mereka di-lead sama Executive Chef Lance Mueller (mantan chef di E.P Los Angeles dan Lucas Group’s Hawker Hall di Melbourne) bareng Head Chef I Putu Agus Armen (mantan kepala di Bikini Restaurant Seminyak dan Sisterfields Cafe) yang siap ciptain menu grill and curries. Dari Northern Style Pork Sausage, Mutton Panang Curry, sampe Kanom Krok. 

Sementara lokasinya sendiri, Fu House terletak di Jl. Petitenget No.123, Denpasar, Bali dan sekarang udah bisa kalian kunjungi buat cobain semua menu mereka.

Tapi sebelum itu, kalian juga bisa cek interview Hypebeast Indonesia bareng Tai Buddha dan Adam McAsey di bawah ini buat bahas seputar awal mula mereka jatuh cinta sama Asian food, proses terciptanya ide Fu House, sampe konsep yang bakal mereka bawa di Fu House. 

HB: Ceritain dikit dong soal perjalanan travelling kalian pas cari makanan Asia dan share ke kita makanan favorit kalian?

Fu House: Perjalanan dimulai dengan dua minggu keliling Bangkok dan Hong Kong bareng sama tim kita. Awalnya  cuman sekedar nyari makanan Asia secara generalKami cobain berbagai jenis makanan Asia, mulai dari Cantonese food kayak roasted dark, goose, dan pork sampe hidangan clay pot dan tumisan. Tapi pada akhirnya, masakan Thailand jadi yang paling kami suka. Di akhir perjalanan, kami mikir kalau konsep yang kita perluin saat ini adalah konsep Thailand. Makanan kayak Watermelon Pra La dan dumpling tom yum kering adalah dua hidangan yang ngasih banyak kita inspirasi dan tentunya juga bakal kami masukin ke dalam menu kami.

Kita juga cobain berbagai makanan dari jajanan lokal sampe restoran mewah, dan juga ngobrol langsung sama para koki yang ada di sana. Satu hal yang kita temuin dari para koki di Asian restaurant adalah komitmen mereka buat tetep pake ancient cookbooks dan metode memasak tradisional di setiap eksekusi masakan.

HB: Kapan kali pertama kalian jatuh cinta sama Asian food?

Fu House: Saya sendiri tumbuh di Melbourne, Australia, yang menurut saya adalah salah satu ibu kota dengan Asian food terbesar di dunia, di luar Asia. Jadi, saya udah terbiasa sama Asian food dari kecil dan dari situlah semuanya berasal. Project ini kemudian dimulai muncul di tahun 2018, di mana saya sadar bahwa ide ini harus segera dilahirkan dan market-nya juga masih butuh lebih banyak opsi di dunia Asian food, baik waktu itu maupun sekarang.

“Fokus sama keselarasan dengan brand kita, bukan sama hal yang literal atau gimmick ala-ala dari Thailand.” – Adam McAsey”

HB: Gimana awalnya ide Fu House ini muncul dan siapa yang terlibat?

Fu House: Ide buat Fu House sebenarnya muncul enam tahun lalu, saat kami melihat ada ruang yang tersedia dan juga masih jarang di marker. Awalnya, konsepnya cuman makanan Asia campuran. Lima tahun kemudian, setelah project ini dilanjutkan pasca COVID, kami melihat kembali project itu dengan perspektif yang lebih baru baru dan juga open sama perubahan konsep keseluruhan. Akhirnya, kami putusin buat fokus sama konsep yang terinspirasi dari Thailand.

Hadirnya Lance Muller dan Arman di tim kuliner kita juga jadi satu hal yang penting, di mana kedua nama tersebut turut serta dalam menentukan arah kuliner yang mau Fu House bawa. 

“Semua menu dan rasa adalah hasil dari perjalanan kami. Dari ancient cookbooks sampe orang-orang di Thailand yang telah ngasih inspirasinya ke perjalanan kuliner kami.” – Tai Buddha”

HB: Di Bali dan Indonesia, ada banyak jenis makanan Asia yang muncul. Jadi, konsep kayak gimana yang kalian mau tawarin lewat Fu House sebagai restoran dan brand?

Fu House: Ada banyak konsep makanan Asia yang muncul di mana-mana dan konsep Fu House menurut kita bakal khas sama Project : Black yang identik sama ambience yang warm dan cozy. Kami pilih approach yang lebih urban ketimbang beberapa tempat kami lainnya yang bergaya pantai. Bisa dibilang Fu House adalah tempat yang cocok kalian datengin di malam hari, setelah seharian di pantai.

Kami ciptain suasana urban island yang hangat dengan elemen-elemen yang terinspirasi dari youth culture di Thailand. Fokus sama keselarasan dengan brand kita, bukan sama hal yang literal atau gimmick ala-ala dari Thailand.

HB: Kalau ngomongin soal Asian restaurants atau street food, mereka identik sama suatu hal yang raw dan authentic dengan open kitchen, biar bisa lihat proses memasaknya. So, what will Fu House’s version look like? 

Fu House: Yes, kami tetep pertahanin keaslian dengan konsep open kitchen. Di dapur kami, kalian bisa langsung saat wajan-wajan menyala dan daging dipanggang di atas api yang terbuka. Keaslian adalah inti dari cara kami memasak, dan kalian bisa melihatnya langsung dari ruang makan melalui dapur besar yang terbuka.

Kami menghadirkan konsep yang terinspirasi dari masakan Thailand, jadi kalian nggak bakal nemuin pad thai di menu kami. Semua menu dan rasa adalah hasil dari perjalanan kami. Dari ancient cookbooks sampe orang-orang di Thailand yang telah ngasih inspirasinya ke perjalanan kuliner kami.

“Ekspektasi kami buat Fu House adalah jadi food house yang menginspirasi. Konsep ini berangkat dari sebuah inspirasi, sehingga kami juga harus terusin inspirasi itu ke orang lain.” – Fu House”

HB: Ada nggak elemen desain atau arsitektur tertentu atau bahkan motif budaya dari tradisi Asia tertentu yang pengen kalian highlight dari set-up Fu House?

Fu House: Dari segi brand dan artwork, kami terinspirasi sama youth culture di Asia saat ini. Di mana, kami nampilin elemen desain yang di-translate langsung dari experience mereka. Misalnya, interior kami yang hadir dengan nuansa urban serta sentuhan kayu buat ngasih kesan vintage dan mid-century feel. Lengkap sama resin-top bars dengan modern twist yang kuat.

Pada intinya, kami pake artwork yang unik dan tidak konvensional yang terinspirasi langsung oleh apa yang kami lihat di jalan-jalan Bangkok. Kami nggak cuman nempelin artwork, tapi juga kasih sentuhan dan rasa kami sendiri. Kami berharap semua orang menikmati dan memiliki pengalaman yang menyenangkan.

HB: Share ke kita sneak peek dan menu apa yang wajib dicobain?

Fu House: Kami fokus pada large snack section yang memungkinkan semua orang bisa cobain berbagai rasa. Terutama kalau kalian lagi dateng berdua, pasti susah kalau cuman ada piring besar. Jadi, kami fokusin ke banyak snack, lengkap sama salad, curry section, mains, sampe desserts.

HB: Last, apa ekspektasi terbesar kalian buat Fu House?

Fu House: Ekspektasi kami buat Fu House adalah jadi food house yang menginspirasi. Konsep ini berangkat dari sebuah inspirasi, sehingga kami juga harus terusin inspirasi itu ke orang lain. Dari makanan sampe desain dan brand, kami dokumentasiin semuanya buat menginspirasi orang lain. Kami berharap apa yang udah kami lakukan dan bakal terus kami lakukan adalah sesuatu yang hebat dan semua orang menyukainya.

Buat yang penasaran, kalian bisa dateng langsung ke Fu House yang ada di Jl. Petitenget No.123, Denpasar, Bali atau reservasi via link di sini.

View this post on Instagram

 

A post shared by FU HOUSE (@fuhouse.seminyak)

Baca Artikel Lengkap

Baca Berikutnya

Through The Lens: Narendra Kameshwara
Seni

Through The Lens: Narendra Kameshwara

Cek gimana skate berhasil mempengaruhi dan membawa Nareend jadi professional photographer di sini.

Dari Aceh, Yogyakarta, Sampe Johor Bahru, Dongker Siap Jalani Tur Album “Ceriwis Necis”
Musik

Dari Aceh, Yogyakarta, Sampe Johor Bahru, Dongker Siap Jalani Tur Album “Ceriwis Necis”

Cek detail lengkapnya di sini.

STEEZE.LTD® Team Up Bareng EVERSOMBER Buat Ngeluarin Koleksi “Special Danse”
Fashion

STEEZE.LTD® Team Up Bareng EVERSOMBER Buat Ngeluarin Koleksi “Special Danse”

Nampilin estetika khas EVERSOMBER dan grafis kota Solo.

Supreme Ngerilis Summer Tee Collection Terbaru Mereka
Fashion

Supreme Ngerilis Summer Tee Collection Terbaru Mereka

Dijadwalkan rilis tanggal 20 Juni 2024 nanti.

TAMASYA: Group Exhibition Dari Wild Skids di SOL Gallery
Seni

TAMASYA: Group Exhibition Dari Wild Skids di SOL Gallery

Berlangsung sampe tanggal 23 Juni 2024 nanti.


Ballers Club Studio Bawa Vibes EURO 2024 Lewat Koleksi “Homage”
Fashion

Ballers Club Studio Bawa Vibes EURO 2024 Lewat Koleksi “Homage”

Terinspirasi dari jersey tim di Eropa.

SNSB Rilis Capsule Collection Terbaru Mereka, “Force or Power”
Fashion

SNSB Rilis Capsule Collection Terbaru Mereka, “Force or Power”

Siap buat nampilin Forma pants versi black.

ZODIAC dan Jägermeister Launch New Campaign & Special Editorial
Musik

ZODIAC dan Jägermeister Launch New Campaign & Special Editorial

“ZODIAC AND JÄGERMEISTER PRESENT.”

Angkat Approach Luxury dan Elegance, SVH Rilis Koleksi Spring/Summer 24 Mereka, “Babylon”
Fashion

Angkat Approach Luxury dan Elegance, SVH Rilis Koleksi Spring/Summer 24 Mereka, “Babylon”

Terdiri dari 24 artikel yang ready-to-wear.

Basboi Rilis Jersey Buat Sambut Single Terbarunya, “Pesona”
Fashion Musik

Basboi Rilis Jersey Buat Sambut Single Terbarunya, “Pesona”

Didesign langsung sama Ivania Nabila.

More ▾